Bagaimana kriteria buang air besar (BAB) yang normal.
1. Dari survey dan laporan literatur, BAB yang normal adalah 3 kali sehari sampai dengan 3 hari sekali. Dengan bentuk feses yang normal padat.
2. Bila frekuensi lebih dari 3 kali sehari, cenderung akan diare. Sedangkan bila belum BAB lebih dari 3 hari, dapat dikatakan sebagai konstipasi (sembelit).
3. Disamping itu faktor rutinitas menjadi hal yang penting juga dalam menilai pola BAB yang normal.
4. Kita mulai waspada bila terjadi perubahan pola BAB. Misalnya yang selama ini rutin satu kali sehari dan padat, berubah menjadi sering mencret atau menjadi sulit BAB.
Perubahan pola buang air besar
- Perubahan dapat menjadi sering mencret atau sembelit atau berganti-ganti.
- Sering kita menganggap atau menilai hal tersebut karena salah makan, kurang asupan serat dan sebagainya. Dapat saja hal tersebut memang yang mempengaruhi terjadi perubahan pola itu.
- Tetapi kita harus waspada bila hal tersebut berkelanjutan.
Apa yang harus kita sikapi bila terjadi perubahan pola BAB yang berkelanjutan.
- Pertama. Tentu harus kita nilai apakah ada faktor keseharian yang berubah. Misalnya pola diet, situasi emosianal, dalam perjalanan jauh, tidak terbiasa dengan toilet yang tersedia dan sebagainya. - Kita harus mulai meningkatkan kewaspadaan bila perubahan pola BAB tersebut disertai "tanda bahaya".
- Tanda bahaya yang dimaksud adalah adanya keluar darah lewat anus, terjadinya penurunan berat badan yang bermakna, menjadi anemi/pucat nyeri perut berulang, adanya riwayat dalam keluarga dengan kanker usus.
Apa yang harus kami lakukan bila terjadi perubahan pola BAB yang mengandung tanda bahaya ?
- Tentunya akan diadakan pemeriksan yang lengkap dan bertahap.
- Mulai dari anamenesis yang teliti, pemeriksaan fisik yang seksama, pemeriksaaan laboratorium dan pemeriksaan pennjang lainnya yang mengarah pada penentuan diagnosis pasti penyebab pola BAB tersebut.
- Salah satu pemeriksaan penunjang penting untuk hal ini adalah peneriksaan endoskopi usus besar (kolonoskopi) - Dengan tehnik pemeriksaan kolonoskopi kita akan memperoleh data objektif tentang apa yang terjadi dalam rongga usus besaryang dikaitkan dengan perubahan pola BAB tersebut.
Apa saja hal-hal yang penting bila dikaitkan dengan perubahan pola BAB ?
- Yang paling terkenal adalah usaha kita untuk mengidentifikasi suatu tumor usus besar, terutama pada usia 50 tahun, lebih terutama lagi bila terdapat riwayat kanker usus dalam keluarga.
- Karena perubahan pola BAB ini dinilai sebagai gejala yang paling awal pada tumor usus besar.
- Seperti diketahui bahwa usus besar timbul dan berkembang secara perlahan. Bila sudah terdapat perdarahan lewat anus dan penurunan berat badan, biasanya tumor sudah besar.
- Identifikasi dini suatu tumor usus besar dan tatalaksana pengobatan yang optimal akan menghasilkan harapan/kualitas hiduop yang baik. Bahkan dapat dikatakan sama dengan harapan/kualitas hidup orang normal.
Kesimpulan
1. Perubahan pola BAB harus dicermati dengan baik. Dapat disebabkan oleh perubahan keseharian kita yang dapat kita koreksi. Tapi dapat juga disebabkan oleh masalah yang lebih serius.
2. Masalah yang lebih serius ditandai "tanda bahaya" yang tadi telah disebutkan.
3. Kolonoskopi adalah sarana penunjang baik untuk skrining maupun penentu diagnosis berbagai penyakit saluran cerna bagian bawah.
Oleh : Dr. Dharmika Djojoningrat, SpPD KGEH (PROMKES RSTEBET)
No comments:
Post a Comment